LABADIOS DAN JANGGI
Sekitar Tahun 200 M, ahli Geography bernama Ptolamy menyebutnya dengan nama Labadios. Belum diketahui maksudnya apa disebut demikian. Di akhir tahun 500 M, pengarang Tiongkok bernama Ghau Yu Kua memberi nama Tungki, dan pada akhir tahun 600 M, Kerajaan Sriwijaya menyebut nama Papua dengan menggunakan nama Janggi.
Nama Tungki dan Janggi telah mengundang berbagai pendapat, kemungkinan nama Tungki yang sudah berubah dalam sebutannya menjadi Janggi atau sebaliknya.
WANIN DAN SRAM
Pada akhir tahun 1300, Majapahit menggunakan dua nama, yakni Wanin dan Sram.Nama Wanin, tentu tidak lain dari semenanjung Onim di daerah Fak-Fak dan Sram, ialah pulau Seram di Maluku. Ada kemungkinan, budak yang dibawa dan dipersembahkan kepada Majapahit berasal dari Onin, dan yang membawanya ke sana adalah orang Seram dari Maluku, sehingga dua nama ini disebut.
Pada akhir tahun 1300, Majapahit menggunakan dua nama, yakni Wanin dan Sram.Nama Wanin, tentu tidak lain dari semenanjung Onim di daerah Fak-Fak dan Sram, ialah pulau Seram di Maluku. Ada kemungkinan, budak yang dibawa dan dipersembahkan kepada Majapahit berasal dari Onin, dan yang membawanya ke sana adalah orang Seram dari Maluku, sehingga dua nama ini disebut.
PAPUA, PUA-PUA DAN PAPA-UA
Dalam literatur yang lain menyebutkan bahwa, kata Papua berasal dari kata Pua- Pua yang berarti "keriting".Tidore memberi nama untuk pulau ini dan penduduknya sebagai Papa-Ua yang sudah berubah dalam sebutan menjadi Papua. Nama Papua, aslinya Papa-Ua, asal dari bahasa Maluku Utara. Maksud sebenarnya, bahwa di pulau ini tidak terdapat seorang raja, yang memerintah disini sebagai seorang bapak, itulah sebabnya pulau dan penduduknya disebut demikian.Papa-Ua artinya anak piatu. Alasan memilih nama Papua, karena sesuai dengan kenyataan, bahwa penduduk pulau Papua sejak nenek moyang tidak terdapat dinasti yang memerintah atau raja disini, sebagaimana yang ada dibagian bumi yang lain. Orang Papua berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah.Tidak ada yang dipertuan untuk disembah dan tidak ada yang diperbudak untuk diperhamba. Raja-raja yang tumbuh seperti jamur di Indonesia, adalah akibat pengaruh pedagang bangsa Hindu dan Arab dimasa lampau.
Dalam literatur yang lain menyebutkan bahwa, kata Papua berasal dari kata Pua- Pua yang berarti "keriting".Tidore memberi nama untuk pulau ini dan penduduknya sebagai Papa-Ua yang sudah berubah dalam sebutan menjadi Papua. Nama Papua, aslinya Papa-Ua, asal dari bahasa Maluku Utara. Maksud sebenarnya, bahwa di pulau ini tidak terdapat seorang raja, yang memerintah disini sebagai seorang bapak, itulah sebabnya pulau dan penduduknya disebut demikian.Papa-Ua artinya anak piatu. Alasan memilih nama Papua, karena sesuai dengan kenyataan, bahwa penduduk pulau Papua sejak nenek moyang tidak terdapat dinasti yang memerintah atau raja disini, sebagaimana yang ada dibagian bumi yang lain. Orang Papua berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah.Tidak ada yang dipertuan untuk disembah dan tidak ada yang diperbudak untuk diperhamba. Raja-raja yang tumbuh seperti jamur di Indonesia, adalah akibat pengaruh pedagang bangsa Hindu dan Arab dimasa lampau.
OS PAPUAS, ILHA DE PAPOE, DAN ISLA DE ORO (ISLAND OF GOLD)
Pada abad XVI beberapa pelaut spanyol antara lain
Antonio De Abreau dan Franscesco Serano di tahun 1511-1521 menyebut wilayah
besar itu dengan nama “Os Papuas” atau juga Ilha de Papoe, pada kisaran tahun
1526-1527 Don jorge de menezes juga sempat mengunjungi Papua dan memberikan
nama Papua, ia mengetahuinya dari juru tulis perjalanan Ferdinand Magelhans
1521 – 1522 dengan menggunakan kapal “Victoria” yang dinahkodai Kapten Juan
Sebastian Del Cano yg bernama Antonio pigafeta, nama papoe di ketahui
saat perjalanan dari Tidore menuju spanyol.
Pada Tahun 1529 Alvaro de Saavedra dalam pelayarannya
dari Meksiko ke Tidore mencoba mencari dan menaklukan pulau yang disebut-sebut
Isla de Oro (island of gold) Secara kebetulan, akibat hantaman angin kecang,
kapal Alvaro de Saavedra pun terdampar di salah satu tempat pantai utara Biak .
Alvaro de Saavedra dan anak buah kapalnya pun terpaksa tinggal di pulau kecil
ini selama satu bulan, sembari mencari emas di pulau tersebut namun Ia sama
sekali tidak menemukannya.
NUEVA GUINEA DAN NEDERLANDS NIEUW GUINEA
Pada 20 Juni 1545 seorang Spanyol bernama Ynigo
Ortiz de Retes dengan kapal “San Juan” berlayar dari Tidore menuju Panama. De
Retes sempat mencapai Sarmi (Bier) yang terletak di muara Sungai Mamberamo. De
Retes kemudian memberikan nama pulau Papua dengan nama Nueva Guinea dan
kemudian mengklaimnya sebagai milik raja Spanyol. De Retes memberi nama Nueva
Guinea atau Guinea Baru, karena penduduk Pulau Papua memiliki kulit hitam
seperti penduduk di Pantai Guinea di Afrika.Nama Nueva Guinea kemudian di-Belanda-kan menjadi Nieuw Guinea. Pada tahun 1956, Belanda merubah nama Niew Guinea menjadi Nederlands Nieuw Guinea.
IRIAN BARAT DAN IRIAN JAYA
Frans Kaisiepo, almarhum, orang yang pertama mengumumkan nama ini pada konperensi di Malino, Ujung Pandang pada tahun 1945, antara lain berkata : “Perubahan nama Papua menjadi Irian, kecuali mempunyai arti historis, juga mengandung semangat perjuangan : IRIAN artinya Ikut Republik Indonesia Anti Nederland”. (Buku PEPERA 1969 terbitan tahun 1972, hal. 107-108). Nama Irian diperkenalkan oleh seorang Indonesia asal Jawa bernama Soegoro, bekas buangan Digul-Atas, tetapi dibebaskan sehabis Perang Dunia kedua dan pernah menjabat Direktur Sekolah Pendidikan administrasi pemerintahan di Hollandia antara tahun 1945-1946. Kemudian sebutan Irian Barat pada tgl 1 maret 1973 dengan
peraturan No 5 1973 nama Irian Barat di ganti oleh Soeharto menjadi Irian Jaya.
KEMBALI MENGGUNAKAN NAMA PAPUA
Tuntutan pengembalian jati diri masyarakat di Papua pada waktu itu, diresponi dengan Keputusan DPRD Irian Jaya Nomor 7 Tahun 2000 tanggal 16 Agustus 2001 yang mengatur tentang Pengembalian Nama Irian Jaya menjadi Papua.
(FRESH, dari berbagai sumber)